PEMBELAJARAN 1
NABI MUHAMMAD SAW PANUTANKU
Pada masa pandemi covid 19 ini seluruh aktifitas
yang biasanya berjalan lancar menjadi terhambat, sebab kita semua harus menjaga
jarak, menghindari krumunan dan patuh pada protokol kesehatan. salah satu
kegiatan yang sampai sekarang masih belum berani menjalankan aktifitas seperti
biasa adalah bidang pendidikan, mengapa? karena pendidikan tidak terlepas dari
proses belajar mengajar dengan tatap muka dan bertemu didalamnya juga berisi
anak-anak yang belum bisa menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu
inisiatif pemenrintah dalam memutusrantai penyebaran virus covid 19 dengan
mengadakan belajar di rumah atau terkenal dengan istilah WFH (Work from Home).
Menghadapi kondisi yang seperti ini guru dan orang tua harus extra sabar menghadapi anak-anaknya. karena pembelajaran online bukan pembelajaran yang sangat mudah tetapi cukup menyulitkan orang tau dan guru. kenapa demikian? karena belajar Daring (Dalam Jaringan) atau Luring (Luar Jaringan) butuh suport penuh terhadap jaringan internet, prangkat handphone atau laptop yang jarang dimiliki oleh orang tua siswa. maka dari itu khususnya guru harus lebih giat dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diajarkan. berikut ini kita sajikan materi pembelajaran PAI yang siap diajarkan kepada anak didiknya dan semoga materi Materi PAI Daring Kelas 3 SD/MI Pembelajaran 1 memeberikan manfaat bagi yang membanya.. aamiin
A. Sikap
Percaya Diri Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw. berpesan
kepada kita agar hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin. Hari esok
harus lebih baik dari pada hari ini. Dengan iman yang kuat. Nabi Muhammad saw.
Selalu percaya diri dalam melakukan dakwahnya. Dengan iman yang kuat, Nabi
Muhammad saw. Selalu yakin pada kemampuan dirinya dalam melakukan
tugas-tugasnya sebagai utusan Allah Swt. Nabi Muhammad saw. menyuruh kita
selalu percaya diri. Orang yang percaya diri selalu menghargai kemampuan diri
sendiri. Orang yang percaya diri selalu memegang teguh pendirian dan tidak
ragu-ragu.
B. Sikap
Mandiri Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw. sejak kecil
hidup mandiri. Beliau seorang Nabi yang patuh kepada Allah Swt. pekerja keras,
jujur, disiplin, sabar, pemaaf dan tidak pendendam. Beliau juga selalu sopan,
ramah, dan sayang pada keluarga dan kepada semua orang. Nabi Muhammad saw.
pernah ikut Abu Talib berdagang ke negeri Syam.
C. Pengembangan
Materi
1.
Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad
SAW
Nabi Muhammad saw. selalu
melakukan perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah hasilnya sukses dan
berhasil. Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw. dalam melakukan pekerjaan.
Salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan,
adalah mengerjakannya
dengan percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi
sungai menggunakan seutas tali, akan berhasil melakukannya jika ia tahu dirinya
mampu melakukannya. Bentuk keyakinan akan kemampuan diri misalnya tenaganya
kuat, tidak takut melihat ketinggian, dll. Akan tetapi jika seseorang ragu akan
kemampuannya, juga mudah takut melihat arus sungai dari ketinggian, ia akan
melakukan pekerjaan itu dengan ragu-ragu. Bahkan karena tidak mengenali dirinya
yang sebenarnya atau ia penakut, maka ia bisa tercebur ke sungai.
Setiap kali seseorang hendak
mengerjakan sesuatu, maka ia harus memilih melakukannya dengan percaya diri
atau meninggalkannya sama sekali. Jika ia memilih mengerjakan berarti ia tahu
dirinya mampu mengerjakan. Namun jika ia ragu-ragu mampu ataukah tidak, maka
lebih baik ia
meninggalkan pekerjaan itu.
Agar seseorang memiliki sikap dan mental percaya diri, Islam telah menunjukkan beberapa caranya yaitu :
a. Bertawakal kepada Allah Swt.
Jika seseorang akan mengerjakan
sesuatu maka hendaknya bertawakal kepada Allah Swt. sebelum melakukannya. Insya
Allah, Allah Swt. akan menolong. Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Artinya: “... Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.”
Jika engkau telah berniat, maka bertawakallah
kepada Allah Swt.! Bertawakal artinya menyerahkan keberhasilan pekerjaan yang
sedang kita lakukan hanya kepada Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt. Akan menolong
kita. Akan lebih sempurna bilamana setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu
sebaiknya membaca basmallah terlebih dahulu lalu bertawakal kepada Allah Swt.
b. Jangan
ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan
segala sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu. Salah satu cara agar kita tidak
ragu adalah mengenali diri sebelum mengerjakan, apakah kita benar-benar mampu mengerjakannya
ataukah tidak.
Peserta didik perlu dibelajarkan
untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu. Apakah ia mampu? Lalu apakah
waktunya cukup? Apakah bila ada halangan bisa mengatasi?
Jika peserta didik menjawab
(setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya keahlian, waktunya cukup, serta
bisa mengatasi halangan, maka peserta didik tersebut akan memiliki kepercayaan
diri.
Berbeda halnya jika ia tidak tahu
atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya ,akan tetapi tetap melakukannya,
maka kemungkinan ia akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri
sendiri.
Jika seseorang mengerjakan
sesuatu dengan diliputi keraguan dan rasa takut, besar kemungkinan akan gagal
dalam pekerjaan itu.
c. Jangan
malu mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum mengerjakan
sesuatu kita dihantui oleh perasaan ragu dan malu, sehingga tanpa kita sadari,
waktu yang tersedia habis oleh perasaan ragu dan malu itu. Apabila kita menjadi
hamba Allah Swt. Yang bertawakal maka kita harus menjauhi kedua sifat malu dan
ragu itu. Jangan keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Artinya: Rasulullah saw.
bersabda: perilaku malu merupakan bagian dari iman. (HR. Ahmad dengan rangkaian
perawi sahih dari Abi Hurairah).
Hadis ini harus diletakkan pada
makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita terbetik ingin melakukan sesuatu
yang salah dan keliru maka kita perlu malu dan memilih tidak mengerjakannya.
Akan tetapi kalau untuk mengerjakan kebaikan kita justru tidak boleh malu. Misalnya
mau membantu orang yang sedang susah tidak boleh malu. Mau melewati jalan yang
sudah benar juga tidak boleh malu. Tetapi misalnya seseorang diajak melakukan
perbuatan yang merugikan banyak orang (korupsi, berbohong, dll) maka kita harus
malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan tidak terpuji, adalah awal bagi kebiasaan
seseorang yang berakhlak mulia. Jadi, jika tiba waktu salat, maka seseorang
tidak boleh malu melaksanakannya. Jika seseorang disuruh berpidato naik ke
panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia mampu melakukannya, maka ia
tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak
boleh malu dalam semua kebaikan.
2.
Sikap Mandiri Nabi Muhammad SAW
Rasulullah saw. adalah contoh
manusia yang sangat mandiri. Sejak kecil, Nabi sudah yatim piatu. Ayahnya, bernama
Abdullah, sudah meninggal sejak ia belum lahir. Sedangkan ibunya, Aminah,
meninggal ketika usianya baru 6 tahun. Meskipun yatim piatu, Nabi tidak pernah
menyusahkan orang di sekitarnya. Nabi kemudian diasuh oleh Ummu Aiman. Ummu
sangat mencintai Nabi oleh karena sifat-sifat Nabi yang mandiri. Nabi tidak
pernah bermanja-manja kepada siapapun juga. Ketika usianya beranjak remaja, Nabi
pergi ke pasar berdagang mencari rezeki sendiri mengikuti pamannya, Abu Talib.
Nabi menabung setiap uang yang dihasilkannya dari berdagang untuk bekal hidup
mandiri. Karena kemandiriannya Rasulullah dikenal sebagai pekerja keras, jujur,
disiplin dan sabar.
Tahukah kamu, seperti apakah
sifat mandiri itu? Bila kita suka menyusahkan orang di sekitar kita, bermanja-manja
kepada orangtua, tidak mau membantu orangtua, tidak ikut merapikan tempat tidur
setiap pagi hari, suka menyuruh pembantu, sering meminta bantuan orang lain
padahal kita mampu melakukannya, maka itulah tanda-tanda kita tidak mandiri. Mandiri
adalah kebalikan dari sifat manja. Anak yang mandiri akan disukai banyak orang.
Anak yang manja akan menyusahkan banyak orang. Anak mandiri biasanya suka membantu
orangtua dan bisa mengurus diri sendiri. Sebaliknya, anak manja selalu minta
tolong dan bergantung kepada orang lain. Anak mandiri tidak mudah menyerah jika
menghadapi masalah. Sedangkan anak manja akan cepat menyerah dan putus asa
ketika menghadapi masalah.
Jadilah anak mandiri. Baik kita
anak orang miskin ataupun anak orang kaya. Mengapa? Karena anak yang mandiri
akan lebih sabar menghadapi segala situasi, disukai teman-teman, orangtua dan
semua orang yang kita kenal. Jadi janganlah mau menjadi anak manja!.
Artikel Terkait :
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 1 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 2 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 3 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 4 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 5 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 6 SD/MI
0 comments
Post a Comment