PEMBELAJARAN 10
SENANGNYA MENELADANI PARA NABI DAN ASHABUL KAHFI
Pada masa pandemi covid 19 ini seluruh aktifitas yang biasanya berjalan lancar menjadi terhambat, sebab kita semua harus menjaga jarak, menghindari krumunan dan patuh pada protokol kesehatan. salah satu kegiatan yang sampai sekarang masih belum berani menjalankan aktifitas seperti biasa adalah bidang pendidikan, mengapa? karena pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar dengan tatap muka dan bertemu didalamnya juga berisi anak-anak yang belum bisa menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu inisiatif pemenrintah dalam memutusrantai penyebaran virus covid 19 dengan mengadakan belajar di rumah atau terkenal dengan istilah WFH (Work from Home).
Menghadapi kondisi yang seperti ini guru dan orang tua harus extra sabar menghadapi anak-anaknya. karena pembelajaran online bukan pembelajaran yang sangat mudah tetapi cukup menyulitkan orang tau dan guru. kenapa demikian? karena belajar Daring (Dalam Jaringan) atau Luring (Luar Jaringan) butuh suport penuh terhadap jaringan internet, prangkat handphone atau laptop yang jarang dimiliki oleh orang tua siswa. maka dari itu khususnya guru harus lebih giat dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diajarkan. berikut ini kita sajikan materi pembelajaran PAI yang siap diajarkan kepada anak didiknya dan semoga materi Materi PAI Daring Kelas 6 SD/MI Pembelajaran 10 ini memeberikan manfaat bagi yang membanya.. aamiin
A. Kisah Keteladanan Nabi Yunus a.s
Nabi Yunus a.s. adalah salah satu nabi yang mengalami kehidupan dalam tiga kegelapan; yaitu kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan di lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus a.s. adalah pembawa ajaran tauhid. Beliau menyesali tindakannya karena meninggalkan umat yang tidak mau bersujud kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berdoa dengan nada penyesalan di dalam perut ikan, seperti telah dijelaskan di dalam Q.S. al-'Anbiya':87 yaitu:
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. al-'Anbiya':87)
Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada penduduk “Ninawa” di wilayah Maushil, Irak. Penduduk kampung “Ninawa” berpaling dari jalan Allah Swt. dan menyembah berhala. Oleh sebab itu Allah Swt. ingin memberi petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus. Allah Swt. mengutus nabi Yunus a.s. untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah Swt.
Seruan nabi Yunus a.s. untuk menyembah Allah Swt. ditolak penduduk “Ninawa”. Mereka tetap memilih menyembah berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan.Mereka mendustakan nabi Yunus a.s. mengolok-olok, dan menghinanya. Setelah lama menghadapi mereka, nabi Yunus a.s. pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi keimanan mereka.
Allah Swt. pun mewahyukan kepada nabi Yunus a.s. untuk membimbing kaumnya. Allah Swt. memberitahu bahwa akan mengazab umat nabi Yunus setelah berlalu tiga hari. Lalu nabi Yunus menyampaikan perihal azab itu kepada kaumnya, kemudian ia pergi meninggalkan mereka.
Kaum nabi Yunus telah mengetahui azab Allah Swt. akan datang. Mereka melihat nabi Yunus telah pergi meninggalkannya. Dengan demikian mereka yakin azab akan turun, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Swt., dan menyesali sikap mereka selama ini. Ketika itu mereka berdoa memohon ampun kepada Allah Swt. agar azab itu diangkat dari mereka. Allah Swt. menjauhi azab itu dari mereka karena kesungguhan doanya.
Nabi Yunus a.s. tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah, padahal Allah Swt. belum mengizinkannya. Nabi Yunus a.s. pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.
Melihat keadaan demikian, nahkoda kapal meminta barang-barang yang berat dilempar ke laut untuk meringankan beban. Setelah barang-barang berat dilempar ke laut, ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri nabi Yunus, tetapi mereka tidak mau jika nabi Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada nabi Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama.
Maka nabi Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian melemparkan dirinya ke laut. Pada saat yang bersamaan nabi Yunus melompat dari kapal, Allah Swt. telah mengirimkan ikan paus besar yang langsung menelan nabi Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya. Nabi Yunus a.s. pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Dalam riwayat dikisahkan, bahwa nabi Yunus a.s. berada dalam tiga kegelapan; kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam.
Kita tidak perlu mempermasalahkan berapa lama nabi Yunus a.s. berada di dalam perut ikan paus tersebut. Hikmah dari kisah nabi Yunus a.s. yang diuji Allah Swt. dan harus melompat ke dalam lautan yang dalam demi keselamatan penumpang kapal yang kelebihan muatan. Kita bisa membayangkan, bagaimana susahnya bernafas di kegelapan perut ikan yang berenang di lautan dalam nan gelap. Namun, nabi Yunus a.s. tetap ingat kepada Allah Swt. dan memanjatkan doa kepada-Nya. Singkat kisah, nabi Yunus selamat sampai ke tepian berkat kasih sayang Allah Swt.
B. Kisah Keteladanan Nabi Zakariya a.s
Pengharapan panjang nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt., hingga akhirnya membuahkan hasil. Suatu saat Allah Swt. mengabulkan doa nabi Zakaria a.s., sehingga ia memperoleh anak walaupun usianya telah tua. Anaknya itu diberi nama Yahya. Sebagai manusia, nabi Zakaria a.s. ingin agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi ke generasi sepanjang Allah Swt. mengizinkannya.
Nabi Zakaria a.s. khawatir, bahwa bila ia wafat tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan kemaksiatan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat nabi Musa a.s. dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka.
Sebagai orang yang diserahi amanah untuk melindungi Maryam binti Imran, nabi Zakaria a.s. tiap hari pergi ke mihrab melakukan ¡alat sambil menjenguk Maryam. Nabi Zakaria a.s. mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan terhadap Maryam diterima nabi Zakaria a.s. melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab.
Suatu hari ketika nabi Zakaria a.s. datang ke mihrab, ia melihat Maryam di salah satu sudut mihrab sedang șalat (sujud), di depannya terlihat berbagai jenis buah-buahan musim panas. Dalam hati nabi Zakaria a.s. bertanyatanya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas itu, padahal mereka masih berada dalam musim dingin. Nabi Zakaria a.s. tidak sabar menanti Maryam selesai sujud. Setelah Maryam selesai șalat didekati nabi Zakaria a.s. untuk menanyakan tentang asal muasal buah-buahan kepadanya: "Hei Maryam, dari manakah engkau mendapati buah-buahan ini semua?" Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah Swt. yang aku dapat tanpa dicari dan diminta. Di kala matahari terbit aku mendapatkan rezekiku ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila matahari terbenam. Mengapa Bapak merasa heran dan takjub? Bukankah Allah Swt. berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?"
Suatu peristiwa yang menakjubkan, Allah Swt. memberi tanda-tanda kehamilan isteri nabi Zakaria a.s, bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tiga hari dengan sesama manusia padahal ia tidak sakit. Isteri nabi Zakaria a.s. hanya bisa berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. memberi seorang anak kepada nabi Zakaria a.s. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah nabi Zakaria.
Kisah nabi Zakaria a.s. dapat dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas. Kita tidak boleh putus asa. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
C. Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s
Nabi Yahya a.s. adalah anak nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya a.s. adalah seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Disamping itu, nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Sebagai contoh nabi Yahya a.s. tetap menyampaikan larangan Allah Swt. kepada raja Hirodus yang ingin mengawini anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya as tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan.
Bersama nabi Zakaria (ayahnya), nabi Yahya a.s. berdakwah menyebarkan agama tauhid kepada umatnya; sehingga mereka terpelihara.
Ucapan dan perbuatan nabi Yahya as selalu diikuti, karena beliau menjadi panutan atau suri teladan masyarakat saat itu. Selain itu sikap hormat Yahya kepada orang tua dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi teladan bagi siapa pun juga. Apalagi ayah beliau nabi Zakaria merupakan sosok yang takwa kepada Allah Swt. Oleh sebab itu walaupun kita hidup di zaman nabi Muhammad saw., namun perilaku nabi Yahya a.s. dapat kita jadikan teladan, seperti hormat kepada orangtua, pemberani dan teguh pendirian.
D. Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s
Nabi Isa a.s. diutus Bani Israil, untuk mengajarkan tentang ke-Esaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Nabi Isa a.s. merupakan salah satu dari Rasul Ulul Azmi. Nabi Isa a.s. dilahirkan pada tahun 622 sebelum Hijriah atau sebelum tahun Masehi. Dalam al-Qur’ān, nabi Isa a.s. disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’an. Sebagai bukti kenabiannya, nabi Isa memiliki mukjizat, seperti bisa berbicara sewaktu masih bayi dalam pangkuan ibundanya, atas izin Allah Swt. beliau menghidupkan burung yang terbuat dari tanah liat, menyembuhkan orang yang terkena lepra, menyembuhkan orang buta atau tuna netra.
Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah Swt. dan diberi Kitab Suci Injil. Dalam menyampaikan ajaran tauhid, beliau mendapat penolakan Bani Israil tetapi tetap gigih menyampaikannya.
Mukjizat Nabi Isa a.s.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya di atas, bahwa Nabi Isa a.s. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang diceritakan dalam Q.S al-Ma'idah:110, intinya yaitu:
a. Nabi Isa a.s. dapat berbicara dengan manusia ketika masih bayi atau masih dalam buaian;
b. Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu;
c. Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan seizin Allah Swt.;
Sementara itu sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa a.s. menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s. ialah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad saw. Ahmad sesungguhnya nama lain dari Nabi Muhammad saw., yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya.
Berdasarkan kisah Nabi Isa a.s. di atas, marilah kita ambil hikmah dan suri teladan yaitu:
a. Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orangtua dan keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.
b. Kita harus berani berkata yang benar.
c. Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa a.s. adalah seorang Rasul.
d. Kita meyakini bahwa Nabi Isa diberi wahyu berupa Kitab Suci Injil.
e. Kita harus menyembah Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Suci.
f. Kita yakin bahwa orang yang takwa pasti dilindungi oleh Allah Swt. seperti Nabi Isa a.s. yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk disalib, tapi Allah Swt. menyelamatkannya.
E. Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt. selama 309 tahun. Kisah Ashabul Kahfi dapat kita temui dalam Q.S. al- Kahfi/18:13.
Artinya: “Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Se-sungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q.S. al-Kahfi/18:13)
Ashabul Kahfi merupakan kisah perjuangan tujuh orang pemuda yang menyelamatkan keyakinannya kepada Allah Yang Maha Esa. Mereka hidup di negeri Syam yang dikuasai bangsa Romawi. Saat itu Syam diperintah oleh gubernur Romawi yang amat kejam, Daqianus namanya. Daqianus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika orang suruhan Daqianus menemukan anggota masyarakat yang tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan Daqianus, maka mereka akan diseret ke hadapan Daqianus.
Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt., yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Swt. semata. Mereka teguh di atas keyakinan yang benar. Meskipun bertentangan dengan mayoritas masyarakat ketika itu. Ashabul Kahfi mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua. Demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. Sebelumnya mereka berdoa kepada Allah Swt.
Lalu Allah Swt. pun mengabulkan doa mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah Swt. juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun, sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apa pun.
Ashabul Kahfi tidur di dalam gua mendapat perlindungan dan penjagaan dari Allah Swt. Sinar matahari tidak masuk ke dalam gua, sehingga tidak langsung mengenai tubuh mereka, sehingga tubuh mereka tidak rusak. Dengan demikian mereka pun tidak merasa kepanasan dengan sengatan sinar matahari. Bahkan Allah Swt. menjadikan orang yang melihat Ashabul Kahfi mengira bahwa mereka dalam keadaan terbangun. Ketika Allah Swt. membangunkan Ashabul Kahfi, maka salah satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Apa yang didapati salah saorang Ashabul Kahfi tersebut? Ternyata ia mendapati negeri (yaitu negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang dia kenal dari penduduk negeri tersebut.
Demikianlah kisah Ashabul Kahfi yang beriman kepada Allah Swt. dan jujur dengan keimanannya tersebut, maka Allah Swt. balas keimanan dan kejujuran mereka dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka dengan menjadikan mereka sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman hingga akhir zaman.
Oleh sebab itu, sebagai anak muslim kita harus memiliki sikap teguh pendirian terhadap keyakinan yang benar. Seperti yang dicontohkan Ashabul Kahfi yang berusaha untuk menyelamatkan akidahnya (keimanannya) kepada Allah Swt. Kita harus yakin, bahwa orang yang beriman dapat perlindungan dari Allah Swt. Hal itu diperlihat Allah Swt. yang melindungan Ashabul Kahfi tersebut.
Artikel Terkait :
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 1 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 2 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 3 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 4 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 5 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 6 SD/MI
0 comments
Post a Comment