PEMBELAJARAN 5
AKU CINTA NABI DAN RASUL
Pada masa pandemi covid 19 ini seluruh aktifitas yang biasanya berjalan lancar menjadi terhambat, sebab kita semua harus menjaga jarak, menghindari krumunan dan patuh pada protokol kesehatan. salah satu kegiatan yang sampai sekarang masih belum berani menjalankan aktifitas seperti biasa adalah bidang pendidikan, mengapa? karena pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar dengan tatap muka dan bertemu didalamnya juga berisi anak-anak yang belum bisa menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu inisiatif pemenrintah dalam memutusrantai penyebaran virus covid 19 dengan mengadakan belajar di rumah atau terkenal dengan istilah WFH (Work from Home).
Menghadapi kondisi yang seperti ini guru dan orang tua harus extra sabar menghadapi anak-anaknya. karena pembelajaran online bukan pembelajaran yang sangat mudah tetapi cukup menyulitkan orang tau dan guru. kenapa demikian? karena belajar Daring (Dalam Jaringan) atau Luring (Luar Jaringan) butuh suport penuh terhadap jaringan internet, prangkat handphone atau laptop yang jarang dimiliki oleh orang tua siswa. maka dari itu khususnya guru harus lebih giat dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diajarkan. berikut ini kita sajikan materi pembelajaran PAI yang siap diajarkan kepada anak didiknya dan semoga materi Materi PAI Daring Kelas 4 SD/MI Pembelajaran 5 ini memeberikan manfaat bagi yang membanya.. aamiin
A. Kisah Teladan Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub a.s. adalah keturunan Nabi
Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. Beliau adalah seorang nabi yang kaya raya. Binatang
ternaknya banyak. Sawah ladangnya luas. Akan tetapi, beliau tidak pernah
sombong. Nabi Ayyub a.s. terkenal sabar dan dermawan. Suka menolong fakir
miskin, yatim-piatu, dan orang-orang yang membutuhkan.
Nabi Ayyub a.s. pernah mendapat ujian
dari Allah. Hartanya yang banyak hari demi hari berkurang sehingga ia jatuh
miskin. Walaupun miskin, ia tidak mengemis, imannya tidak goyah karena ia ingat
bahwa ketika lahir ke dunia tidak mempunyai apa-apa. Harta datang dari Allah
dan kembalinya pun kepada Allah.
Karena imannya kuat, setan tak mampu
menggodanya. Kaya atau miskin merupakan ujian bagi manusia. Lihat firman Allah
berikut Artinya: “...Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan”.(Q.S al-Anbiya'/21: 35)
Nabi Ayyub a.s., baik ketika kaya raya
atau ketika miskin senantiasa taat kepada Allah, selalu bersyukur. Bahkan
ketika ia jatuh miskin, harta yang ada selalu ia sedekahkan. Ia yakin, bahwa
orang miskin yang bersedekah lebih mulia di sisi Allah Swt. Sebaliknya, orang
kaya yang kikir adalah yang paling hina di sisi Allah Swt.
Kemudian, Nabi Ayyub a.s. diuji dengan
penyakit kulit, bisul, panas, dan gatal sehingga orang-orang menjauhinya.
Bahkan, mereka membuang Nabi Ayyub a.s. ke padang pasir yang jauh dari
keramaian penduduk karena takut tertular penyakit. Setelah itu, putra-putrinya
meninggal dunia. Sekali pun musibah silih berganti, tetapi tidak membuat
dirinya lupa beribadah dan memuji Allah Swt.
Nabi Ayyub a.s. berdo'a kepada Allah
Swt. agar penyakitnya itu lekas sembuh. Do'a Nabi Ayyub a.s. dikabulkan Allah
Swt. Firman Allah Swt. Q.S. al Anbiya/21:28: " Maka Kami kabulkan (doa)
nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya..."
B. Kisah Teladan Nabi Musa a.s.
Nabi Musa a.s. lahir di zaman Raja
Fir’aun. Di masa itu, Fir’aun memerintahkan setiap bayi laki-laki yang lahir
harus dibunuh karena pengaruh mimpinya. Menurut ahli nujumnya, mimpi Raja
Fir’aun menandakan akan lahir seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang
kelak akan membinasaan kekuasaannya. Raja Fir’aun terkenal sombong dan mengaku
dirinya sebagai Tuhan.
Allah Swt. melindungi Musa a.s. dengan
menurunkan ilham kepada ibu Musa a.s., agar anaknya (Musa a.s.) dimasukkan ke
dalam peti, kemudian dihanyutkan ke dalam Sungai Nil.
Musa diselamatkan oleh seorang wanita
bernama Asiyah (istri Fir’aun). Melihat anak itu, Fira’un marah. Akan tetapi,
dengan bujuk rayu Asiyah, Fir’aun luluh hatinya, ia tidak jadi membunuh Musa
kecil.
Suatu ketika, Musa kecil menangis karena
kehausan. Asiyah memerintahkan pengawalnya untuk mencari ibu yang dapat
menyusui bayi itu. Maka, berdatanganlah wanita-wanita yang ingin menyusui bayi
Musa a.s. Namun, setiap kali ada wanita yang hendak memberinya susu, bayi Musa
a.s. tidak mau, ia tetap menangis.
Hingga, akhirnya, datanglah seorang
wanita bernama Yukabad. Wanita ini menggendong dan menyusuinya. Seketika itu
juga Musa kecil terdiam dan berhenti menangis, sampai tertidur nyenyak. Mereka
tidak mengetahui, ternyata Yukabad adalah ibunya sendiri.
Setelah diketahui demikian, Asiyah
meminta, agar Yukabad tinggal di lingkungan istana untuk mengasuh Musa kecil.
Yukabad pun bersedia, dan dengan senang hati mengasuh anaknya sendiri di
lingkungan istana Fir’aun.
1.
Nabi
Musa a.s. Suka Menolong
Suatu ketika seorang laki-laki bergegas
datang kepada Musa a.s., dan berkata, “Hai Musa, sesungguhnya pembesar sedang
berunding untuk membunuhmu. Keluarlah dari kota ini. Itulah nasihatku
kepadamu”. Musa a.s. mengikuti nasihat orang itu, maka keluarlah ia dengan
perasaan khawatir seraya berdoa.
Do’a Musa a.s. “Ya Tuhanku, Yang Maha
Kuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkraman
kaum Fir’aun yang aniaya”. (al-Qur’an dan tafsirnya jilid VII, hal 328).
Sesampainya di negeri Madyan, ia
menjumpai sekumpulan orang yang sedang memberikan minum kepada ternak mereka.
Di antara mereka, ada dua orang gadis yang sedang menambat ternaknya.
Musa a.s. menyapa, “Mengapa tidak ikut
bersama mereka mengambi air?” Kedua gadis itu menjawab, “Kami tidak dapat
mengambil air kecuali sesudah orang-orang itu semuanya telah selesai
mengambilnya, dan karena kami tidak kuat berebut dan berdesak-desakkan dengan
orang banyak itu. Bapak kami sudah tua, karena itu pula tidak sanggup datang
kemari untuk mengambil air.”
Seketika itu juga Musa a.s. menolong
kedua gadis itu untuk memberikan minum kepada ternak mereka. Setelah menolong,
Musa a.s. berteduh di bawah pohon, seraya berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. Kedua gadis yang ditolong
Musa a.s. pun pulang ke rumahnya, dan menceritakan kepada ayah mereka bahwa
telah ditolong seseorang yang berhati mulia. Salah seorang dari gadis itu
berkata, “Ya ayahku, ambillah ia (Musa) sebagai orang yang bekerja kepada kita.
Kelihatannya ia orang yang kuat dan dapat dipercaya”. Si ayah, mengabulkan
permintaan putrinya. Ternyata, ayah kedua wanita itu tak lain adalah Nabi
Syu’aib a.s.. Di sinilah perjumpaan antara Nabi Syu’aib a.s. dengan Nabi Musa
a.s. Pada akhirnya Nabi Syu’aib a.s. menikahkan salah satu putrinya dengan Musa
a.s..
2.
Nabi
Musa a.s. Menghadapi Fir’aun
Nabi Musa a.s. telah diberi Tuhan
mukjizat, yaitu tongkat yang dapat dijadikan ular. Tangan Musa a.s. dapat
mengeluarkan cahaya dan menjadi pelindung baginya dari ketakutan. Kedua
mukjizat inilah yang dijadikan Musa a.s. untuk melawan Firaun bersama tukang
sihirnya.
Kedatangan Nabi Musa a.s. di Mesir membuat
Fir’aun marah dan menuduhnya Musa a.s. sebagai tukang sihir yang hendak
mengusir Fira’un dari negeri itu. Musa a.s. telah mengingatkan Fir’aun,
”Janganlah kamu membuat dusta, nanti kamu dibinasakan dan mendapat siksa Allah
Swt.” Fira’un dan tukang sihirnya tetap saja melawan dan menantang. Akhirnya,
Musa a.s. meladeninya, dan berkata: “Kalau begitu, kumpulkanlah semua tukang
sihirmu, datanglah beramai-ramai, kita berjumpa di suatu tempat”.
Di hari perjumpaan itu, tukang sihir
Fir’aun berkata, “Ya, Musa! lemparkanlah tongkatmu lebih dahulu, atau kami yang
akan memulai lebih dahulu?” Sahut Musa a.s., “Kamulah lebih dahulu.” Lalu
tukang sihir Fir’aun melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkatnya yang kemudian
berubah menjadi ular menjalar mengelilingi Nabi Musa a.s.. Di saat demikian,
Allah Swt. berfirman, Artinya: “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan
kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang
mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan
menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datangnya.” (Q.S Taha/20: 69).
Nabi Musa a.s. mengikuti perintah Allah
Swt. Kemudian, ia melemparkan tongkatnya, seketika itu jadilah ular besar
merayap sambil memakan ular-ular tukang sihir Fir’aun. Kejadian ini membuat
sebagian tukang sihir Fir’aun mengaku kalah dan bersujud kepada Tuhan.
Sebagaimana firman Allah : Artinya: “Lalu tukang--tukang sihir itu
tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: Kami telah percaya kepada Tuhan
Harun dan Musa.” (Q.S Taha/20: 70)
Karena melihat tukang sihirnya telah
beriman kepada Nabi Musa a.s., demikian juga istrinya, Siti Asiyah, maka
Fir’aun bertambah marah dan ganas. Bersama bala tentaranya, dia menyiksa
orang-orang yang beriman termasuk istrinya sampai mati. Melihat yang demikian,
Nabi Musa a.s. dan orang-orang yang beriman mundur dan melarikan diri dari kota
Mesir.
Fir’aun dan tentaranya terus mengejar
Nabi Musa a.s. dan pengikutnya sampai ke dekat Laut Merah. Nabi Musa a.s. dan
pengikutnya kebingungan. Di saat terdesak itu turun wahyu dari Allah Swt. yang
memerintahkan agar Musa a.s. memukulkan tongkatnya ke permukaan laut merah.
Tiba-tiba saja, laut membelah menjadi dua bagian. Jalan yang panjang telah
terentang di hadapan mereka.
Nabi Musa a.s. dan pengikutnya terus
berlari mengikuti jalan panjang yang telah terbentang menuju seberang. Di
kejauhan, terlihat Fir’aun dan bala tentaranya terus saja mengejar Nabi Musa
a.s.. Akhirnya Nabi Musa a.s. sampai di seberang dengan selamat. Sementara
Fira’un dan tentaranya masih berada di pertengahan jalan. Di saat itulah, Allah
Swt. mengembalikan laut merah seperti semula. Fira’un dan tentaranya pun
ditelan oleh air laut. Demikianlah pembalasan dari Allah Swt. terhadap orang
yang durhaka.
C. Kisah Teladan Nabi harun a.s.
Nabi Harun a.s. adalah kakak kandung
Nabi Musa a.s.. Tutur katanya fasih, perilakunya santun, dan kesetiaannya
kepada Nabi Musa a.s. sangat besar. Nabi Harun a.s. selalu mendampingi Musa
a.s. ketika menemui Firaun. Kesetiaan Harun a.s. di abadikan di dalam al-Qur’an
Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s.
selalu membela orang yang tertindas. Kaum Bani Israil yang tertindas berhasil
mereka selamatkan. Nabi Musa a.s. meninggalkan Bani Israil selama 40 hari untuk
menemui Tuhan di puncak Gunung Sinai. Nabi Harun a.s. diserahi menjaga kaumnya.
Akan tetapi, setelah Musa a.s. kembali, ia melihat kaumnya menyembah berhala
(patung).
Musa a.s. pun marah. Ia bergegas menemui
kakaknya, Harun a.s.. Ia lalu memegang dan menarik rambut kepala saudaranya.
Harun berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir
saja mereka membunuhku. Janganlah engkau permalukan aku di depan orang-orang,
dan jangan engkau jadikan aku sebagai orang yang zalim.” Musa a.s. sadar dan
merasa bersalah, lalu berdoa kepada Allah:
D. Kisah Teladan Nabi Zulkifli a.s.
Zulkifli a.s., nama aslinya adalah
Basyar. Nama Zulkifli didapatkan ketika seorang raja bernama Ilyasa (Nabi Ilyasa)
mengumpulkan rakyatnya. Raja itu bertanya, “Siapakah yang sanggup berlaku
sabar, jika siang berpuasa dan jika malam beribadah, maka ia akan diangkat
menjadi raja”
Tak seorang pun berani menyatakan
kesanggupannya. Akhirnya anak muda bernama Basyar mengacungkan tangan dan
berkata, “Saya sanggup Tuanku.” Sejak saat itulah ia dipanggil Zulkifli, yang
artinya “sanggup”. Nabi Zulkifli a.s. adalah putra Nabi Ayyub a.s.. Seperti
ayahnya, ia juga mempunyai sifat yang sabar dan teguh, serta taat beribadah.
Nabi Zulkifli a.s. kemudian diangkat
menjadi raja. Pada masa kepemimpinannya, ia berjanji kepada rakyatnya untuk
menjadi hakim adil. Di waktu malam, ia beribadah dan di waktu siang ia
berpuasa. Ia melakukan ¡alat seratus kali dalam sehari. Tidurnya di waktu malam
hanya sebentar
Artikel Terkait :
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 1 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 2 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 3 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 4 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 5 SD/MI
☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 6 SD/MI
0 comments
Post a Comment