Hai Sobat Belajar, jumpa lagi dengan konten seputar pendidikan yang akan menyajikan beberapa materi seputar tentang pembalajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013.
Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu kita harus mengetahui pelajaran apa yang harus kita pelajari. sebagai siswa, sudah selayaknya harus mempunyai buku pengangan untuk belajar.
Selain itu bayihaqie.com juga ikut serta memberikan solusi bagi sobat belajar yang bosan dengan membaca tulisan di buku.
Di bawah ini terdapat rangkuman materi PAI SD/MI Kelas 3 Kurikulum 13
Rangkuman Materi PAI SD/MI Kelas 3 Semester 1 Kurikulum 13
PELAJARAN 1 NABI MUHAMMAD SAW PANUTANKU
A. Sikap Percaya Diri Nabi
Muhammad saw
1. Dengan iman yang kuat. Nabi Muhammad saw
selalu percaya diri dalam melakukan dakwahnya.
2. Dengan iman yang kuat, Nabi Muhammad saw
selalu yakin pada kemampuan dirinya dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai utusan Allah Swt.
3. Nabi Muhammad saw. menyuruh kita selalu
percaya diri.
4. Orang yang percaya diri selalu menghargai
kemampuan diri sendiri.
5. Orang yang percaya diri selalu memegang
teguh pendirian dan tidak ragu-ragu.
B. Sikap Percaya Diri Nabi
Muhammad saw
1. Nabi Muhammad
saw. sejak kecil hidup mandiri.
2. Nabi Muhammad
saw. seorang Nabi yang patuh kepada
Allah Swt. pekerja keras, jujur, disiplin, sabar, pemaaf dan tidak pendendam.
3. Nabi Muhammad
saw. juga selalu sopan, ramah, dan
sayang pada keluarga dan kepada semua orang.
4. Nabi Muhammad saw. pernah ikut Abu Talib berdagang ke negeri Syam.
PELAJARAN 2 SENANGNYA
BELAJAR SURAT AN-NASR
Surat an-Nasr
adalah surat yang ke 110 dalam al-Qur’an, terdiri atas 3 ayat. Nama an-Nasr diambil dari kata Nasr yang terdapat pada ayat pertama surat. An-Nasr artinya pertolongan. Pokok-pokok isi surat an-Nasr adalah:
1.
Pertolongan
Allah akan datang dan Islam akan mendapat kejayaan.
2. Perintah Allah kepada orang beriman agar bertasbih, memuji-Nya dan minta ampun kepada-Nya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan.
PELAJARAN 3 MEYAKINI
ALLAH MAHA ESA DAN MAHA PEMBERI
A. Allah itu Maha Esa
Allah Maha Esa artinya Allah adalah satu dan tidak ada Tuhan selain Allah Swt. Hanya Allah yang wajib kita sembah. Allah Swt. tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menyamai-Nya. Allah Swt. berbeda dengan makhluk. Segala ibadah yang kita lakukan hanya untuk Allah Swt. Oleh karena itu, kita:
1. Harus beribadah hanya kepada Allah Swt.
2. Tidak boleh menghambakan diri kepada selain Allah Swt.
3. Tidak boleh menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun.
4. Tidak boleh meyakini pada ramalanramalan nasib.
5. Selalu memperbanyak zikir kepada Allah Swt.
B. Allah itu Maha Pemberi
Al-Wahhab artinya Allah Maha Pemberi. Allah Swt. memberikan karunia kepada semua makhluk yang Dia kehendaki. Allah Swt. memberi tanpa pamrih atau mengharap imbalan. Allah Swt. memberi kepada semua makhluk tanpa diminta dan tanpa merasa bosan. Allah Swt. memberi tanpa batas waktu, kapan pun dan di mana pun makhluk berada. Allah Swt. terus memberi dan akan tetap memberi apa pun yang dibutuhkan makhluk-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik bagi semua makhluk-Nya. Bukti atau cara kita meyakini pengakuan bahwan Allah Swt. itu Maha Pemberi adalah:
1. Suka memberikan sesuatu kepada orang lain.
2. Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas.
3. Memberi kepada orang lain tanpa diminta atau disuruh.
4. Berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan kemampuan.
PELAJARAN 4 HIDUP
TENANG DENGAN PRILAKU TERPUJI
A. Tanggung Jawab
1.
Tanggung jawab
artinya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan bersedia menerima
akibat dari perbuatannya.
2.
Islam
menganjurkan kepada umatnya untuk selalu bertanggung jawab. Perbuatan kita akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
3.
Tanggung jawab
kepada Allah Swt. antara lain melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya dengan cara
melaksanakan salat lima waktu, mengaji dan berbuat baik kepada sesama manusia
dan alam sekitar.
4.
Tanggung jawab
terhadap diri sendiri antara lain menjaga kesehatan dan giat belajar. Tanggung
jawab terhadap orangtua antara lain berbakti, taat, patuh dan bersikap santun.
5.
Tanggung jawab
terhadap lingkungan antara lain menjaga kebersihan lingkungan rumah, sekolah
dan alam sekitar.
B. Tawaduk
1.
Tawaduk berarti
rendah hati.
2.
Allah Swt.
memerintahkan hamba-Nya untuk merendahkan hati. Rendah hati kepada sesama
dengan cara mengucapkan kata-kata yang baik dan lemah lembut.
3.
Orang tawaduk
selalu bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan
sombong. Perbuatan baik orang tawaduk tidak ingin diketahui orang lain.
4. Orang yang tawaduk tidak sombong dengan kelebihannya.
PELAJARAN 5 SALAT KEWAJIBANKU
1. Salat artinya doa.
2. Salat diartikan pula sebagai serangkaian ucapan dan gerakan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
3. Salat dilaksanakan untuk membuktikan pengabdian diri kita kepada Allah Swt. Melaksanakan salat berarti memohon ampunan kepada Allah Swt.
4. Salat merupakan ibadah yang diperhitungkan pertama kali setelah hari kiamat tiba. Salat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
5. Salat akan memberikan hikmah yang bermanfaat jika dilaksanakan dengan sempurna, memenuhi syarat rukun, khusyu’ dan ikhlas karena Allah Swt.
Hikmah salat di antaranya:
1. Selalu mengingat Allah Swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3. Disiplin waktu.
4. Hidup bersih.
5. Hidup tertib dan teratur.
6. Bersikap rendah hati.
7. Hidup damai dan menyebarkan keselamatan.
8. Hati menjadi tenang dan tenteram.
9. Membina kebersamaan, persatuan dan persaudaraan.
10. Memelihara diri dari perbuatan dosa.
Praktik Salat :
1. Berdiri tegak menghadap kiblat.
2. Takbiratul Ikhram membaca Allahu Akbar.
3. Meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
4. Ruku sambil membaca Allahu Akbar.
5. I’tidal sambil membaca Sammi‘all±huliman ¥amidah.
6. Sujud sambil membaca Allahu Akbar.
7. Duduk di antara dua sujud sambil membaca Allahu Akbar.
8. Duduk tasyahhud awwal sambil membaca Allahu Akbar.
9. Duduk tasyahhud akh³r sambil membaca Allahu Akbar.
10. Salam
PELAJARAN 6 KISAH KETELADANAN NABI YUSUF A.S DAN NABU SYU’AIB A.S
A. Kisah Keteladanan Nabi Yusuf a.s.
1. Nabi Yusuf adalah putra Nabi Ya’qub
2. Nabi Yusuf mempunyai adik kandung bernama Bunyamin dan 10 kakak yang berbeda ibu
3. Ibu Kandung Nabi Yusuf bernama Rahel
4. Nabi Yusuf sangat disayang oleh anaknya sehingga timbul kecumburuan 10 saudara Nabi Yusuf apalagi wajah Nabi Yusuf lebih tampan
5. Nabi Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, semuanya bersujud kepadanya.
6. Ayahnya mempunyai firasat bahwa Yusuf kelak akan mendapat kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
7. Nabi Yusuf dicelakai 10 kakaknya dengan cara dimasukkan ke sumur.
8. 10 kakak nabi yusuf memberitahu ayahnya bahwa nabi yusuf hilang dimakan binatang buas.
9. Ayahnya yang mendegar itu langsung sedih dan menyesal karena telah mengizinkan nabi Yusuf pergi bersama 10 saudaranya.
10. Nabi Yusuf diselamatkan oleh saudagar dan dijual di pasar dan dibeli oleh penguasa negeri (Raja)
11. Raja meminta istrinya yang bernama Zulaikha untuk memperlakukan Nabi yusuf dengan baik
12. Nabi Yusuf juga dikarunia Allah berupa tafsir mimpi, ketampanan dan kecerdasan
13. Suatu saat sang Raja bermimpi dan Nabi Yusuf menafsirkan mimpi sang Raja, kemudian Nabi Yusuf diberi kedudukan dikerajaan sebagai pejabat Negara yang mengurusi pangan
14. Setelah mendapat jabatan mengurusi pangan Nabi Yusuf diberi jabatan mengurusi keuangan.
15. Musim krisis pun tiba para masyarakat berduyun-duyun datang ke gudang yang disediakan kerajaan
16. 10 saudara Nabi Yusuf Nampak datang ke kerajaan untuk meminta makanan dan Nabi Yusuf pun tahu kalau itu adalah saudaranya sedangkan 10 saudara Nabi Yusuf mengira bahwa Nabi Yusuf telah lama meninggal
17. Nabi Yusuf menyuruh 10 saudaranya kalau ke kerajaan lagi disuruh bawah adiknya yang paling kecil.
18. Dengan berat hati ayah Nabi Yusuf meralakan adiknya untuk dibawah ke kerajaan karena ayahnya masih trauma dengan tragedi Nabi yusuf yang hilang ketika diajak kakaknya bermain dan imbasnya ayahnya Nabi Yusuf sangat menyesal sampai hari tua dan matanya pun tidak bisa melihat
19. 10 kakak Nabi Yusuf kembali ke Kerajaan dengan membawa adiknya (Bunyamin).
20.Bunyamin pun ditahan dikerajaan karena di duga mencuri gelas emas milik kerajaan padahal itu semua adalah skenario Nabi Yusuf agar Bunyamin tetap tinggal di kerajaan.
21. 10 kakak Nabi Yusuf pun kembali ke rumah dan menceritakan kejadiannya kepada Nabi Ya'qub. Ayahnya pun sedih mendengarnya.
22.Ketika 10 kakak Nabi Yusuf kembali ke kerajaan untuk meminta makanan, nabi Yusuf mempertemukan Bunyamin dan 10 kakaknya dan akhirnya Nabi Yusufpun jujur bahwa dia adalah saudaranya yang telah mereka buang.
23.10 saudara Nabi yusuf pun menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada Nabi Yusuf.
24.10 saudaranya di suruh pulang dan memberi jubbahnya Nabi Yusuf untuk disampikan ke Ayahnya dan menyuruh Ayahnya nabi Yusuf untuk tinggal di kerajaan
25.Sebelum 10 saudara nabi Yusuf sampai di rumah, ayahnya mencium bau Nabi Yusuf yang masih hidup.
26.Akhirnya 10 saudara nabi Yusuf sampai di rumah dan menceritakan kejadiannya dan jubbah yang diberikan tadi diusapkan ke wajah ayahnya sehingga ayahnya pun sembuh penglihatanya dan ayahnya pun mau tinggal di kerajaan
27.Keluarga Nabi yusuf pun sudah mulai bersatu kembali.
B.Kisah Keteladanan Nabi Syu’aib a.s.
1. Nabi Syu’aib a.s. berasal dari suku Madyan.
2. Suku Madyan adalah orang-orang Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama Ma’an di pinggiran negeri Syam.
3. Saat ini Syam dikenal sebagai negeri Syiria.
4. Kaum Madyan kebanyakan bekerja sebagai pedagang, karena kota mereka tempat persinggahan kafilah-kafilah dagang.
5. Kaum Madyan tidak beriman kepada Allah Swt. Mereka menyembah berhala. Selain syirik, ada kebiasaan buruk yang suka dilakukan kaum Madyan yaitu suka berbuat curang, dengan mengurangi takaran dan timbangan jika mereka menjual suatu barang.
6. Allah Swt. mengutus Nabi Syu’aib a.s. untuk menyeru mereka supaya menyembah hanya kepada Allah Swt. saja, tidak menyekutukan-Nya.
7. Nabi Syu’aib melarang mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk serta mengajak orang-orang Madyan untuk berbuat adil dan jujur dalam berjual beli.
8. Di dalam al-Qur’an surat Hud ayat 85 dijelaskan bahwa Nabi Syu’aib a.s. berkata kepada kaum Madyan, “Wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hakhak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan”.
9. Nabi Syu’aib a.s. mengingatkan kaumnya pada kenikmatan yang mereka dapatkan agar mereka bersyukur.
10. Kaum Nabi Syu’aib a.s. tetap tidak mau mengikuti ajakannya, bahkan mereka mengejeknya, mengancam Nabi Syu’aib a.s. dengan berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah menganiaya engkau, sedang engkaupun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami"
11. Syu’aib berkata,”Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu".
12. Kaum Madyan benar-benar ingkar. Kebenaran telah ditolak dan mereka menantang ajakan Nabi Syu’aib a.s. sedangkan
13. Nabi Syu’aib a.s. telah bersabar. Nabi Syu’aib a.s. merasa khawatir terhadap kaumnya akan azab yang menimpa mereka.
14. Maka Allah Swt. membinasakan kaum Madyan. Mereka disambar petir yang sangat keras disertai dengan gempa yang sangat kuat, sehingga mati bergelimpangan.
15. Kaum Madyan dibinasakan dan dijauhkan dari rahmat Allah Swt. karena menolak untuk beriman kepada Allah Swt.
16. Dalam Q.S. al-Ma'idah/5:2 mengajarkan kita untuk saling tolong menolong dengan sesama dalam perbuatan baik dan taqwa, dan tidak tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan saling bermusuhan.
17. Misalnya, seorang teman mengajak kita membolos, hendaknya kita ditolak, karena membolos perbuatan tidak baik. Tetapi bila ada teman kita yang mengajak ke masjid untuk mendengarkan ceramah agama atau salat berjamaah, kita harus mendukungnya.
Rangkuman Materi PAI SD/MI Kelas 3Semester 2 Kurikulum 13
PELAJARAN 7 HATI TENTRAM DENGAN BERPRILAKU BAIK
A.
Ikhlas
1.
Niat
yang baik menjadi awal perbuatan baik. Niat yang ikhlas akan mengantarkan
perbuatan yang ikhlas pula.
2.
Allah
Swt. tidak memandang kepada rupa dan harta kita, tetapi Allah Swt. melihat hati
dan amal kita.
3.
Ikhlas
artinya mengerjakan suatu kebaikan dengan niat hanya kepada Allah Swt. untuk
memperoleh rida-Nya.
4.
Ikhlas
menjadi syarat diterimanya amal.
B. Mohon
Pertolongan
1. Allah
Swt. sebagai satu-satunya tujuan dalam beribadah.
2. Hanya
kepada-Nya kita memohon pertolongan.
3. Allah
Swt. melarang hamba-Nya memohon pertolongan kepada selain Allah Swt.
4. Memohon
pertolongan kepada Allah Swt. dengan cara berdoa kepada Allah Swt.
5. Berdoa
dilakukan setiap hari, baik di waktu sempit maupun lapang, di waktu sehat
maupun sakit dan di waktu senang maupun susah.
6. Keutamaan berdoa, diantaranya, Allah Swt. selalu menyertai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya.
PELAJARAN 8 AYO, BELAJAR SURAT AL-KAUSAR
Surat
al-Kausar adalah surat
yang ke 108 dalam al-Qur’an.
Surat al-Kausar terdiri
atas 3 ayat. Dinamai al-Kausar diambil
dari perkataan al-Kausar yang
terdapat pada ayat pertama surat al-Kausar.
Al-Kausar artinya nikmat
yang banyak.
Pokok-pokok
isi surat al-Kau¡ar adalah:
1. Allah
Swt. telah melimpahkan nikmat yang banyak.
2. Perintah
dari Allah Swt. agar kalian mendirikan salat dan berkurban.
3. Nabi
Muhammad saw. akan mempunyai pengikut yang banyak sampai hari kiamat. Nabi
Muhammad saw. Akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak sebagaimana
yang dituduhkan pembenci-pembencinya.
PELAJARAN 9 MEYAKINI ALLAH MAHA NEBGETAHUA DAN MAHA
MENDENGAR
Al-‘Alim artinya Allah Maha
Mengetahui
1. Allah
Swt. mengetahui segala sesuatu.
2. Allah
Swt. mengetahui yang telah diciptakan-Nya.
3. Allah
Swt. mengetahui ucapan dan perbuatan manusia.
4. Allah
Swt. mengetahui setiap gerakan yang ada di darat, laut dan udara.
5. Allah
Swt. mengetahui semua yang telah terjadi dan akan terjadi. Tidak ada seorang
pun yang dapat bersembunyi, di mana pun ia berada, Allah Swt. tetap akan mengetahuinya.
6. Jika
kita mengakui bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui, maka yang harus kita lakukan
adalah:
a.
Selalu berusaha menghindarkan diri dari perbuatan
yang jelek
b.
Selalu berperilaku terpuji.
c.
Selalu menghindarkan diri dari
pikiran-pikiran yang kotor.
d. Selalu menghindarkan diri dari niat-niat yang tidak baik di dalam hati.
As-Sami’ artinya Allah Maha
Mendengar.
1. Allah
Swt. selalu mendengar bisikan hamba-Nya yang memohon dan berdoa kepada-Nya.
2. Allah
Swt. Selalu mendengar bisikan hati orang-orang yang bersujud dan bersyukur
kepada-Nya.
3. Allah
Swt. selalu memberikan limpahan kasih sayang dan pahala kepada orang-orang yang
memohon kepada-Nya.
4. Allah
Swt. selalu mendengar segala bisikan dan ucapan manusia, walaupun bisikan itu
dirahasiakan.
5. Allah
Swt. pasti mendengar hamba-Nya yang berdoa dan memohon kepada-Nya.
6. Jika
kita mengakui Allah Swt. itu Maha Mendengar, maka yang harus kita lakukan:
a.
Selalu berhati-hati berbicara.
b.
Selalu mendengarkan hal-hal yang baik.
c.
Selalu mendengarkan ayat-ayat Allah Swt.
d. Selalu menghindarkan diri dari ucapan-ucapan yang tidak baik.
PELAJARAN 10 BERSYUKUR
KEPADA ALLAH SWT
A. Nikmatnya Bersyukur
1. Bersyukur
adalah rasa berterimakasih kepada Allah Swt.
2. Allah
Swt. telah memberikan kasih sayang dan karunia kepada kita.
3. Bersyukur
tidak cukup hanya dengan mengucapkan alhamdulillah,
tetapi dengan cara menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah
Swt.
4. Kebalikan
dari bersyukur adalah kufur nikmat. Kufur nikmat yaitu tidak menyadari atau
bahkan mengingkari bahwa nikmat yang didapatkan benar-benar dari Allah Swt.
5. Manfaat
bersyukur kepada Allah Swt. adalah:
a.
Allah Swt. akan menambahkan nikmat kepada
kita.
b.
Kita jauh dari sifat ingkar terhadap nikmat
Allah Swt.
c.
Allah Swt. akan selalu mengingat kita.
d.
Kita terhindar dari azab Allah Swt.
e.
Kita selalu berbaik sangka kepada Allah Swt.
dan sesame manusia.
f.
Kita terhindar dari sikap sombong.
g. Hati kita menjadi lapang, tenang dan bahagia.
B. Sikap bersyukur
Sebaik-baik hamba Allah Swt. adalah orang yang selalu memanjatkan
puji dan syukur kepada Allah Swt. Jika memperoleh nikmat, yang dilakukannya
adalah:
1.
Mengucapkan
alhamdulillah sebagai rasa syukur kepada Allah Swt.
2.
Berbuat
yang lebih baik.
3.
Meninggalkan
perbuatan yang buruk.
4.
Melakukan
perbuatan yang baik kepada sesama.
5.
Bersedekah
kepada orang lain yang tidak mendapatkan nikmat. Menggunakan nikmat untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah Swt.
PELAJARAN 11 ZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT
1.
Zikir
artinya mengingat Allah Swt. Zikir dilakukan dengan cara mengucapkan bacaan
atau lafal-lafal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
2.
Berzikir
kepada Allah Swt. dapat dilakukan sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring.
3.
Dengan
berzikir kepada Allah Swt. hati kita akan menjadi tenteram.
4. Doa
artinya memohon sesuatu.
5. Doa
diartikan pula memohon perlindungan kepada Allah Swt.
6. Dengan
merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya.
7. Bagi
orang yang beriman, yang ingin mendapatkan keberhasilan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat, maka harus berusaha dan berdoa kepada Allah Swt.
PELAJARAN 12 KISAH KETELADANAN NABI IBRAHIM A.S DAN NABI
ISMAIL
A.
Kisah
keteladanan Nabi Ibrahim a.s
Nabi Ibrahim lahir di Babilonia (sekarang
Irak). Ayahnya bernama Azar bin Nahur. Kala itu Babilonia dipimpin oleh seorang
raja yang sangat zalim, yaitu Namrud bin Kan’an bin Kush. Babilonia adalah
negeri yang kaya. Rakyatnya hidup makmur, namun mereka tidak mengenal Allah
Swt. Penduduk Babilonia justru menyembah patung. Lucunya patung-patung itu
dibuat oleh mereka sendiri.
1.
Anak Nabi Ibrahim a.s.
Nabi
Ibrahim memiliki anak bernama Ismail dan Ishaq. Antara Ismail dan Ishaq berbeda
ibu, tetapi ayahnya tetap Ibrahim. Ibunda Ismail bernama Hajar dan Ibunda Ishaq
bernama Sarah. Menurut riwayat, keturunan Nabi Ishaq menurunkan Nabi Musa a.s.
dan dari keturunan Nabi Ismail a.s. menurunkan Nabi Muhammad saw. Oleh karena
itu, Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai Bapak para Nabi.
2.
Kehidupan Nabi Ibrahim a.s.
Nabi
Ibrahim sejak kecil hidup di lingkungan yang penuh kemusyrikan dan kekufuran.
Beliau dibesarkan oleh seorang ayah yang tidak seiman dengannya. Ayah Ibrahim ahli
dalam memahat patung. Patung-patung ini dijual kepada penduduk Babilonia.
Patung-patung itulah yang kemudian dijadikan sesembahan. Ayah Ibrahim menyuruh
Ibrahim untuk menjual patung-patung itu, tetapi berkat bimbingan Allah Swt.
Ibrahim dengan halus menolak perintah ayahnya. Menurut Ibrahim, kebiasaan
penduduk Babilonia, termasuk ayahnya sendiri keliru. Satu-satunya cara
menyadarkan penduduk Babilonia kembali ke jalan yang benar adalah menyadarkan
atas kelemahan patung sebagai sesembahan. Hanya Allah Swt. Yang Maha Esa dan Maha
Kuasa yang berhak disembah. Dialah pencipta alam semesta beserta isinya,
patung-patung itu tidak dapat membela dirinya sendiri, apalagi membela
kawannya.
3.
Nabi Ibrahim a.s Mencari Tuhan yang Sebenarnya
Masyarakat
Babilonia sudah lama sebagai penyembah bintang-bintang dan patung-patung.
Ibrahim terus berusaha mencari kebenaran agama yang dianut oleh keluarganya. Ketika
malam telah gelap, Ibrahim menyaksikan sebuah bintang. Dia sempat berpikir
bahwa bintang itu Tuhannya, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata,
"Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat
bulan terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku". Setelah bulan itu
terbenam, dia berkata,
"Sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang
sesat". Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar". Tatkala matahari itu terbenam, dia berkata,
"Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan". "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang
menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan". Inilah yang dianugerahkan
Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. dalam menolak agama yang dipercayai kaumnya
serta menerima Tuhan yang sebenarnya.
4.
Menyaksikan Kekuasaan Allah Swt.
Dalam
al-Qur’an surat al-Baqarah
ayat 260 dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah Swt. memohon
supaya diperkenankan melihat kekuasaan-Nya. “Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan makhluk yang sudah mati”, demikian suatu hari
Nabi Ibrahim a.s. berdoa. Keinginan itu dikabulkan. Kemudian, Allah Swt.
menyuruh Nabi Ibrahim a.s. menangkap empat ekor burung. Setiap burung diberi tanda.
Selanjutnya burung itu dicincang. Bagian-bagiannya dicampur satu sama lain.
Potongan tubuh keempat burung itu dibawa. Lalu, diletakkan di puncak empat buah
bukit. Keempat bukit itu letaknya berjauhan satu sama lain. Kemudian Allah Swt.
memerintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. memanggil burung-burung itu. Dengan izin
Allah Swt. burung-burung itu hidup kembali. Semuanya utuh seperti sediakala. Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. Tak ada yang sanggup menghalangi kehendak-Nya.
Hanya dengan kata kun (jadilah),
maka yang dikehendaki-Nya pasti terbukti. Allah Mahakuasa, menghidupkan yang
mati sangatlah mudah bagi-Nya. Nabi Ibrahim a.s. telah melihatnya sendiri.
Hatinya semakin mantap, keyakinannya semakin kuat, keimanannya semakin hebat.
5.
Berdakwah Kepada Ayahnya
Azar
tidak hanya pembuat patung, tetapi ia juga menyembah patung. Sebelum berdakwah
kepada penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. harus menyadarkan dulu ayahnya. Berdakwah
kepada ayahnya tidaklah mudah, karena ayahnya tetap bersikukuh dengan
keyakinannya. Usaha Nabi Ibrahim a.s. sudah maksimal, namun Allah Swt. Yang menentukan.
Sebagai anak, Nabi Ibrahim a.s. sangat ingin menyelamatkan ayahnya. Sikap
ayahnya yang menolak ajaran Allah Swt. tidak membuat Nabi Ibrahim a.s. larut dalam
kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk menyebarkan pesan-pesan Allah Swt.
6.
Raja Namrud yang Zalim
Raja
Namrud memerintah dengan kejam. Semua orang harus taat, tidak boleh melawannya.
Bila ada yang berani melawan, nyawa taruhannya. Rakyat hidup bagaikan
budak.
Keadaan itu tidak membuat Namrud puas. Ia merasa dirinya layak disembah. Ia
ingin dipertuhankan. Ia berpikir, rakyat pasti mau menyembahnya. Patung-patung
yang
tak bernyawa saja disembah, apalagi raja yang sangat berkuasa.
7.
Menunjukkan Kelemahan Patung
Nabi
Ibrahim a.s. berdakwah tak kenal lelah, tetapi pendudukBabilonia menolak keras.
Mereka tetap pada keyakinannya menyembah patung-patung yang mereka buat
sendiri. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak kehilangan akal. Ada rencana lain,
barangkali penduduk Babilonia memerlukan bukti. Orang-orang Babilonia mempunyai
suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi meninggalkan negerinya. Sewaktu
raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri, kampung mereka ditinggalkan
kosong. Kesempatan itu dipergunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menghancurkan patung-patung
Raja Namrud dan kaumnya. Dengan kapak yang telah dipersiapkan, mulailah Nabi
Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patung itu satu persatu. Hanya satu patung
yang paling besar tidak dihancurkan. Lalu kapak yang dipergunakan menghancurkan
patung-patungitu dikalungkan di leher patung yang paling besar tadi.
8.
Akibat Perbuatan Ibrahim
Ketika
Raja Namrud dan kaumnya datang ke pusat pemujaan, betapa terkejutnya mereka
semua, karena patung-patung sembahan mereka hancur. Maka tak pelak
lagi,
Ibrahimlah yang dituduh. Nabi Ibrahim a.s. akhirnya dipanggil dan diadili. Raja
Namrud bertanya kepada Nabi Ibrahim a.s., “Apakah kamu yang menghancurkan
patungpatung sesembahan kami?” “Aku pikir barangkali berhala besar itulah yang
melakukannya.
Bukankah kapak yang ada di lehernya yang membuktikan perbuatannya?” kata
Ibrahim. “Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!” kata Namrud. “Kalau
begitu mengapa engkau sembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa?”, kata
Ibrahim. Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s. itu, orang-orang
yang
menyaksikan banyak yang sadar. Selama ini mereka telah menyembah patung-patung
yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar,
tidak bisa bicara. Melihat keadaan demikian raja Namrud semakin murka. Raja
Namrud akhirnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. harus dibunuh dengan cara
dibakar hidup-hidup. Setelah kayu bakar dikumpulkan, Nabi Ibrahim a.s. diikat
dan
dilempar dengan alat pelontar yang membara. Api menjalar mendekati Nabi Ibrahim
a.s. akan tetapi, ia tetap tenang. Hatinya bertawakal, ia yakin Allah Swt. tak
akan membiarkannya. Allah Swt. pasti menolong orang yang berjuang di jalan-Nya.
Ketika api menyala semakin besar, Raja Namrud dan pengikutnya tertawa riang.
Mereka menyangka bahwa Ibrahim telah hancur menjadi abu. Akan tetapi, betapa terkejutnya
mereka, melihat keajaiban yang tidak disangkasangka. Setelah api padam Nabi
Ibrahim a.s. tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran api dengan selamat
tanpa luka sedikit pun. Allah Swt. menunjukkan
kekuasaan dan kasih sayangnya kepada Nabi Ibrahim a.s. dan kaumnya.
B.
Kisah
keteladanan Nabi Ismail a.s
1. Keluarga
Nabi Ismail a.s.
Setelah
berdakwah di Babilonia dan beberapa lama tinggal di Mesir, Nabi Ibrahim a.s.
bermaksud pindah ke Palestina bersama istrinya. Karena lama tidak memiliki
anak, kemudian beliau berdoa kepada Allah Swt. agar dikarunia anak yang saleh.
Berkat doa itu, maka Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ismail.
Ibu Nabi ismail a.s. bernama Hajar.
2.
Hijrah ke Mekkah
Dengan
penuh bertawakkal kepada Allah Swt., Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan rumah
membawa Hajar dan Ismail tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri
kepada Allah Swt. yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Setelah
berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim
a.s bersama istri dan anaknya Ismail di Mekkah. Di Kota itu, Ka’bah didirikan
oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s. dan menjadi kiblat manusia dari seluruh
dunia. Di tempat itu Masjidil Haram sekarang berada.
3.
Ditinggal di Tempat yang Gersang
Lelah
masih belum hilang. Perintah Allah Swt. sudah datang kepada Nabi Ibrahim a.s.
Di Mekkah, Hajar dan Ismail harus ditinggalkan, padahal tempat itu sangat
gersang, tak ada air dan tanaman yang subur. Nabi Ibrahim a.s. mengatakan kepada
istrinya bahwa ini adalah kehendak Allah Swt. Dan harus bertawakal kepada-Nya.
Hajar berkata, “Ke manakah Engkau akan pergi? Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan
hal ini?”. Nabi Ibrahim a.s. menjawab, “Benar, Allah-lah yang menyuruh kita ke
sini. Percayalah Allah Maha Penyayang, tidak mungkin menelantarkan kalian”.
4.
Munculnya Air Zam-zam
Hajar
mematuhi perintah Ibrahim dengan sabar. Ia makan dari bekalnya dan minum dari
air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim a.s. sampai habis. Beberapa hari kemudian persediaan
bekal sudah habis. Tak ada lagi makanan dan minuman. Hajar kebingungan, kemana
ia harus mencari makanan. Kebingungan bertambah manakala terdengar tangisan Ismail
kehausan. "Hajar melirik ke kanan dan ke kiri, pandangannya ke sana kemari
mencari air. Begitu gigihnya Hajar, ia berlari menuju bukit Safa barangkali bisa
mendapatkan air, ternyata tidak ada air sedikit pun. Kemudian ia pun
berlari-lari kepayahan sampai tiba di suatu tempat lain yang bernama Marwah, di
sana pun tidak ada air. Kejadian itu sampai berulang-ulang, bolakbalik sebanyak
tujuh kali ia berlari antara bukit Safa dan Marwah. Diriwayatkan bahwa Hajar
berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa. Namun pertolongan
Allah Swt. datang kepadanya. Atas kekuasaan Allah Swt. melalui Malaikat Jibril
keluarlah mata air Zam-zam. Air itu dapat memenuhi keperluannya sehari-hari.
5.
Pengorbanan Nabi Ismail a.s.
Nabi
Ismail a.s adalah anak yang patuh dan taat pada perintah Allah Swt. serta
hormat kepada orangtuanya. Ketaatan dan kepatuhan Nabi Ismail a.s. diuji oleh
Allah Swt. Ketika Nabi Ismail a.s. menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim a.s dan
Hajar diuji oleh Allah Swt. Peristiwa ini dijelaskan dalam al-Qur’an
surat as-Saffat
ayat 102-111, yaitu:
"Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (ayat102)
"Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya )". (ayat 103)
"Dan
kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan
mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik". ( ayat 104-105)
"Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata". (ayat 106)
"Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar". (ayat 107)
(Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah Swt. Melarang
menyembelih Ismail dan untuk meneruskan kurban, Allah Swt. menggantinya dengan
seekor kambing. Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang
dilakukan pada hari Raya Haji).
"Kami
abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang
datang kemudian, (yaitu) Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". (ayat
108-109)
"Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik". (ayat 110)
"Sesungguhnya
ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman". (ayat 111)
Dan
inilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada
setiap hari raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijjah.
6.
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Membangun Ka’bah
Pada
satu ketika, Nabi Ibrahim a.s. menerima wahyu dari Allah Swt. agar membangun
Ka’bah. Hal itu disampaikan kepada anaknya. Nabi Ismail a.s. berkata,
“Kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan
membantumu
dalam pekerjaan mulia itu”. Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’±n
surat al-Baqarah
Ayat 127:
"Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Mulailah keduanya
membangun Ka’bah hingga selesai dan tempat Nabi Ibrahim a.s. berdiri ketika itu
dikenal dengan Maqam Ibrahim. Kemudian Allah Swt. memberi wasiat kepada Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. untuk membersihkan Ka’bah dari kotoran,
perbuatan syirik dan penyembahan berhala untuk orang-orang yang tawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud.
0 comments
Post a Comment